Penyusun : Muhammad Arizal Fahmi

Untuk File Asli (Lengkap dengan Gambar) dapat diunduh melalui link ini (424Kb):

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dewasa ini teknologi di bidang Astronomi mengalami kemajuan yang sangat pesat, ruang lingkup astronomi saat ini tidak hanya sebatas dalam hubungan antara planet Bumi dan satelit Bulan atau pada Sistem Tata Surya semata, namun jauh lebih dari itu teknologi antariksa saat ini telah dapat meneliti galaksi lain yang jaraknya beribu-ribu bahkan berjuta-juta tahun cahaya. Namun sayangnya teknologi antariksa saat ini masih didominasi oleh bangsa barat yang jauh dari unsur keagamaan dan ketuhanan sehingga dapat mempengaruhi seseorang yang beragama untuk semakin menjauh dari agama. Sebagai seorang Muslim maka hendaknya kita merujuk kepada pedoman umat Islam, yaitu Al Quran dan hadis, lalu bagaimanakah perspektif Islam tentang tata surya? Adakah korelasi Ilmu Astronomi modern dengan Ilmu Astronomi dalam Islam?. Itulah beberapa pertanyaan yang akan di bahas pada makalah ini.


1.2  Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini akan mencakup tentang berbagai teori tentang Sistem Tata Surya kemudian membandingkan dengan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tentang Tata Surya lalu kesimpulan yang dapat diperoleh dari perbandingan tersebut.

1.3  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Menyelidiki teori-teori yang berhubungan dengan Antariksa
2.      Menyelidiki ayat-ayat Al Quran dan Hadis yang berkaitan dengan antariksa
3.      Membandingkan dan memadukan dua hal di atas dan menyimpulkannya
Manfaat:
1.      Menjadi wawasan bagi mahasiswa tentang ilmu astronomi
2.      Menambah keimanan Muslim dengan membaca bukti kebenaran Islam dengan fakta antariksa
3.      Menjadi referensi nonmuslim yang ingin belajar dan mengetahui kebenaran Islam.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Sistem Tata Surya
Sistem Tata Surya dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi , dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berikut adalah daftar Planet dan Satelitnya yang terdeteksi hingga saat ini :
No
Nama Planet
Satelit
1.
Merkurius
-
2.
Venus
-
3.
Bumi
Bulan
4.
Mars
Phobos, Deimos
5.
Yupiter
13 Satelit, Paling besar adalah Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
6.
Saturnus
56 Satelit, Paling besar adalah Titan, Rhea, Thetys, dan Dionne
7.
Uranus
Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon
8.
Neptunus
8 satelit, paling besar adalah Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.

2.2.Teori Pembentukan Alam Semesta
Dalam dunia Astronomi terdapat beberapa teori yang masyhur tentang proses terbentuknya tata surya, di antaranya adalah,
2.2.1.      Teori Big Bang (Ledakan Besar)
Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu di mana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa miliar tahun lagi.
2.2.2.      Teori Nebula (Kabut)
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat jerman yang membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant:
 “Di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama kelamaan bagian dengan kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.”
Seorang ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre Simon de laplace mengemukakan teori yang hampir sama dan pada waktu yang bersamaan. Menurut Laplace:
 “Tata surya berasal dari kabut panas yang berputar sehingga membentuk gumpalan kabut yang pada akhirnya menjadi berbentuk bulat seperti bola besar. Akibatnya putarannya itu, bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya. Kemudian, sebagian massa gas pada equatornya menjauh dari gumpalan intinya membentuk cincin-cincin yang melingkari intinya. Dalam jangka waktu yang cukup lama cincin-cincin itu berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan kecil-kecil inilah yang membentuk planet-planet dengan satelitnya dan benda langit lainnya, sedangkan inti kabut tersebut tetap berbentuk gas pijar yang akhirnya disimpulkan menjadi matahari.”
Persamaan kedua teori di atas, terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu teori kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut Teori Nebula atau Teori Kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.


2.3.   Penemuan-penemuan Kontemporer tentang Tata Surya
2.3.1.  Alam Semesta Terus Mengembang

Pergeseran bintang kembar cygni 61 ini terlihat juga pada 2 photo bintang kembar cygni yang diamati pada tahun 2000 dan 2005.
Alam semesta mengembang pertama kali diketahui dan dilaporkan oleh astronom Amerika Edwin Hubble (1889 – 1953) berdasarkan pengamatannya pada bintang kembar cygni 61, melalui teleskop di bumi. Edwin Hubble menemukan 2 bintang kembar cygni 61 tersebut bergeser saling menjauh, penemuannya ini dipublikasikannya pada tahun 1929. Bintang kembar cygni 61 berada di konstelasi sygnus, berjarak 11,4 tahun cahaya dari matahari kita (1 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam 1 tahun = 9460730472580,8 kilometer). Gambar di bawah ini memperlihatkan 2 foto bintang kembar cygni 61 berselang 32 tahun pengamatan.
2.3.2.      Setiap Planet Memiliki Garis Edar
Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:
·           Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
·           Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
·           Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.
Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas.


2.3.3.      Bentuk Bumi adalah Bulat

Rute Perjalanan Pelayaran Sir Francis Drake
Pada masa lalu, keyakinan yang menjadi pendapat umum pada saat itu, menyatakan bahwa bumi itu datar dan bertepi. Namun lama kemudian, ternyata keyakinan mereka bertentangan dengan fakta yang telah mereka temukan sendiri. Selama berabad-abad, sekalipun orang telah bepergian jauh, mereka gagal menemukan tepi bumi. Sir Francis Drake merupakan orang pertama yang membuktikan bahwa bumi itu bulat, yakni ketika dia berlayar mengelilingi bumi pada tahun 1597.
2.3.4.      Matahari Bergerak
Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
2.4.Ayat-ayat Al Quran tentang Tata Surya
Sebagai kitab pedoman Umat Islam sekaligus kitab yang melengkapi kitab-kitab dari Rasul sebelumnya di dalam Al Quran banyak menyebutkan tentang peristiwa-peristiwa astronomi, di antaranya adalah
2.4.1. Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Quran pada ayat berikut:
ßìƒÏt/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( 4¯Tr& ãbqä3tƒ ¼çms9 Ó$s!ur óOs9ur `ä3s? ¼ã&©! ×pt6Ås»|¹ ( t,n=yzur ¨@ä. &äóÓx« ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇÊÉÊÈ   
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.(Al An’am:101)
Keterangan yang diberikan Al Quran ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 miliar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan oleh Al Quran 1.400 tahun lalu.
2.4.2.      Pemisah Langit dan Bumi
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Anbiya:30)

Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
2.4.3.      Mengembangnya Alam Semesta
Dalam Al Quran, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷ƒr'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ  
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, Az Zariyat:47)

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Quran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Quran adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
2.4.4.      Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Quran, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o ÇÌÌÈ  
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Anbiya:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
ߧôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ  
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Yasiin:38)

Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Quran ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Quran sebagai berikut:
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#sŒ Å7ç6çtø:$# ÇÐÈ  
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satu pun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Quran diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.


2.4.5.      Bentuk Bumi adalah Bulat
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ysø9$$Î/ ( âÈhqs3ムŸ@øŠ©9$# n?tã Í$pk¨]9$# âÈhqs3ãƒur u$yg¨Y9$# n?tã È@øŠ©9$# ( t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur ( @@à2 ̍øgs 9@y_L{ K|¡B 3 Ÿwr& uqèd âƒÍyèø9$# ㍻¤ÿtóø9$# ÇÎÈ  
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Az Zumar:5)
Dalam Al Quran, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Quran, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Quran berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.


2.4.6.      Atmosfer Sebagai Pelindung
Dalam Al Quran, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
$uZù=yèy_ur uä!$yJ¡¡9$# $Zÿø)y $Wßqàÿøt¤C ( öNèdur ô`tã $pkÉJ»tƒ#uä tbqàÊ̍÷èãB ÇÌËÈ  
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Anbiya:32)

Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak menumbuk bumi. Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfer yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.

Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman
Atmosfer juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfer hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfer, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfer dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Fungsi pelindung dari atmosfer tidak berhenti sampai di sini. Atmosfer juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfer yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfer, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhluk hidup. Jika

Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan akal manusia: Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi ini.
saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 miliar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfer bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahukan dalam Al Quran tentang atmosfer bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
2.4.7.      Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Quran, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#sŒ Æìô_§9$# ÇÊÊÈ  
"Demi langit yang mengandung hujan." (At Tharik:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Quran ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfer yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfer, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfer, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Quran. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.


BAB III
KESIMPULAN
2.5.      Kesimpulan
Setelah memadukan antara ayat-ayat di dalam Al Quran dengan teori, hukum, dan penemuan fakta tentang tata surya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi dan relevansi antara ayat dengan penemuan di bidang antariksa modern. Di antaranya adalah,
§  Q.S Al An’am:11 dengan Teori Big Bang
§  Q.S Al Anbiya:30 dengan Teori Big Bang
§  Q.S. Az Zahriyat:47 dengan Penemuan Alam Semesta Mengembang
§  Q.S Al Anbiya:31 dengan penemuan bahwa Bumi berbentuk bulat
§  Q.S Al Anbiya:32 dengan penemuan fungsi Atmosfer
§  Q.S At Taarik:11 dengan fakta lapisan Atmosfer yang bersifat mengembalikan.
Dengan data di atas maka dapat kita ketahui bahwa fakta-fakta di dunia astronomi yang ditemukan di akhir abad 21 telah diberi tahukan kepada umat manusia 14 abad yang lalu di dalam Al Quran, maka melalui penemuan ilmiah ini semakin menguatkan kebenaran bahwa Al Quran adalah firman Tuhan.
3.2.      Saran
Kepada pembaca yang tertarik untuk mendalami pembahasan ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar
1.      Mendalami ilmu tafsir al Quran, karena ayat-ayat yang terkandung di dalam Al Quran tidak hanya dipahami secara tekstual saja, tapi di dalamnya terdapat makna yang tersirat. Maka hendaknya kita mendalami ilmu tafsir guna menggali lebih lanjut makna-makna yang terdapat dalam ayat al Quran.
2.      Melakukan penelitian. Untuk mendukung kebenaran ayat-ayat di dalam al Quran maka hendaknya kita melakukan penelitian agar hipotesa yang kita ambil dapat semakin kuat dan dapat dibenarkan oleh orang-orang nonislam.
3.      Membaca literatur-literatur yang lain. Untuk menambah wawasan hendaknya pembaca membaca buku-buku yang lain untuk menambah informasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pembaca.


DAFTAR PUSTAKA