Penyusun : Muhammad Arizal Fahmi
Untuk File Asli (Lengkap dengan Gambar) dapat diunduh melalui link ini (424Kb):
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini teknologi di bidang Astronomi mengalami kemajuan yang sangat pesat, ruang
lingkup astronomi saat ini tidak hanya sebatas dalam hubungan antara planet
Bumi dan satelit Bulan atau pada Sistem Tata Surya semata, namun jauh lebih
dari itu teknologi antariksa saat ini telah dapat meneliti galaksi lain yang
jaraknya beribu-ribu bahkan berjuta-juta tahun cahaya. Namun sayangnya
teknologi antariksa saat ini masih didominasi oleh bangsa barat yang jauh dari
unsur keagamaan dan ketuhanan sehingga dapat mempengaruhi seseorang yang
beragama untuk semakin menjauh dari agama. Sebagai seorang Muslim maka
hendaknya kita merujuk kepada pedoman umat Islam, yaitu Al Quran dan hadis,
lalu bagaimanakah perspektif Islam tentang tata surya? Adakah korelasi Ilmu
Astronomi modern dengan Ilmu Astronomi dalam Islam?. Itulah beberapa pertanyaan
yang akan di bahas pada makalah ini.
1.2 Ruang Lingkup
Penelitian
Pada
penelitian ini akan mencakup tentang berbagai teori tentang Sistem Tata Surya
kemudian membandingkan dengan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tentang Tata Surya lalu
kesimpulan yang dapat diperoleh dari perbandingan tersebut.
1.3 Tujuan dan
Manfaat
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah
1. Menyelidiki
teori-teori yang berhubungan dengan Antariksa
2. Menyelidiki
ayat-ayat Al Quran dan Hadis yang berkaitan dengan antariksa
3. Membandingkan
dan memadukan dua hal di atas dan menyimpulkannya
Manfaat:
1. Menjadi
wawasan bagi mahasiswa tentang ilmu astronomi
2. Menambah
keimanan Muslim dengan membaca bukti kebenaran Islam dengan fakta antariksa
3. Menjadi
referensi nonmuslim yang ingin belajar dan mengetahui kebenaran Islam.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Sistem Tata Surya
Sistem
Tata Surya dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi , dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berikut
adalah daftar Planet dan Satelitnya yang terdeteksi hingga saat ini :
No
|
Nama
Planet
|
Satelit
|
1.
|
Merkurius
|
-
|
2.
|
Venus
|
-
|
3.
|
Bumi
|
Bulan
|
4.
|
Mars
|
Phobos,
Deimos
|
5.
|
Yupiter
|
13
Satelit, Paling besar adalah Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
|
6.
|
Saturnus
|
56
Satelit, Paling besar adalah Titan, Rhea, Thetys, dan Dionne
|
7.
|
Uranus
|
Miranda,
Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon
|
8.
|
Neptunus
|
8
satelit, paling besar adalah Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.
|
2.2.Teori Pembentukan Alam Semesta
Dalam
dunia Astronomi terdapat beberapa teori yang masyhur tentang proses
terbentuknya tata surya, di antaranya adalah,
2.2.1.
Teori
Big Bang (Ledakan Besar)
Big
Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi
adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan
bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini
berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar
13.700 juta tahun lalu.
Para
ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral
dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan
hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama
lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada
tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan
melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan
yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap
saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis
seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini
menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di
masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada
saat itu di mana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada
kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju
pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera
mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong.
Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus
mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan
akan terus mengembang dan mendingin.
Alam
Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan
mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil,
meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta
berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa miliar tahun lagi.
2.2.2.
Teori
Nebula (Kabut)
Immanuel
Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat jerman yang membuat suatu hipotesis
tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant:
“Di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang
berputar perlahan-lahan sehingga lama kelamaan bagian dengan kabut itu berubah
menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya
membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.”
Seorang
ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre Simon de laplace mengemukakan teori yang
hampir sama dan pada waktu yang bersamaan. Menurut Laplace:
“Tata
surya berasal dari kabut panas yang berputar sehingga membentuk gumpalan kabut
yang pada akhirnya menjadi berbentuk bulat seperti bola besar. Akibatnya
putarannya itu, bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian
equatornya. Kemudian, sebagian massa gas pada equatornya menjauh dari gumpalan
intinya membentuk cincin-cincin yang melingkari intinya. Dalam jangka waktu yang
cukup lama cincin-cincin itu berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan
kecil-kecil inilah yang membentuk planet-planet dengan satelitnya dan benda
langit lainnya, sedangkan inti kabut tersebut tetap berbentuk gas pijar yang
akhirnya disimpulkan menjadi matahari.”
Persamaan kedua
teori di atas, terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu teori
kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut Teori Nebula atau Teori Kabut,
atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
2.3. Penemuan-penemuan Kontemporer tentang Tata
Surya
2.3.1.
Alam
Semesta Terus Mengembang
Pergeseran bintang kembar cygni 61 ini terlihat juga
pada 2 photo bintang kembar cygni yang diamati pada tahun 2000 dan 2005.
|
2.3.2.
Setiap
Planet Memiliki Garis Edar
Di
dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan
Planet Kepler adalah:
·
Setiap planet
bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
·
Luas daerah yang
disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
·
Perioda kuadrat
suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.
Karya Kepler didasari oleh data
pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'.
Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil
pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di
atas.
2.3.3.
Bentuk
Bumi adalah Bulat
Rute Perjalanan
Pelayaran Sir Francis Drake
|
2.3.4.
Matahari
Bergerak
2.4.Ayat-ayat Al Quran tentang Tata Surya
Sebagai
kitab pedoman Umat Islam sekaligus kitab yang melengkapi kitab-kitab dari Rasul
sebelumnya di dalam Al Quran banyak menyebutkan tentang peristiwa-peristiwa
astronomi, di antaranya adalah
2.4.1. Penciptaan Alam
Semesta
Asal
mula alam semesta digambarkan dalam Al Quran pada ayat berikut:
ßìÏt/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( 4¯Tr& ãbqä3t ¼çms9 Ó$s!ur óOs9ur `ä3s? ¼ã&©! ×pt6Ås»|¹ ( t,n=yzur ¨@ä. &äóÓx« ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇÊÉÊÈ
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak
Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.(Al An’am:101)
Sensor
sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun
1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini
merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah
bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru
saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan oleh Al Quran 1.400 tahun lalu.
2.4.2.
Pemisah
Langit dan Bumi
Satu
ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali
lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan.
Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun
sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna
menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang
diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
|
Dalam
ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq".
Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika
mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu
titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala
sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah
diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan
"ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa"
(terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan
keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika
kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan
kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
2.4.3.
Mengembangnya
Alam Semesta
Dalam
Al Quran, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang,
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷r'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9 ÇÍÐÈ
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah
mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang
sedang ditiup.
|
Hingga
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu
pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu
kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang
dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada
awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta
ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu
sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus
"mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Al Quran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini
dikarenakan Al Quran adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur
keseluruhan alam semesta.
2.4.4.
Garis
Edar
Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Quran, ditegaskan bahwa
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ @ø©9$# u$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o ÇÌÌÈ
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
(Al Anbiya:33)
Disebutkan pula dalam
ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar
tertentu:
ߧôJ¤±9$#ur ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ
"Dan
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Yasiin:38)
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet
Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau
garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus
dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan
benda-benda langit lainnya.
|
Keseluruhan
alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan
dalam Al Quran sebagai berikut:
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#s Å7ç6çtø:$# ÇÐÈ
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang
mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis
edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan
perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara
tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
|
Garis
edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa.
Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis
peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satu pun
dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan
dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu
sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat
dipastikan bahwa pada saat Al Quran diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop
masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak
jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern.
Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang
angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan
dalam ayat tersebut.
2.4.5.
Bentuk
Bumi adalah Bulat
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ysø9$$Î/ ( âÈhqs3ã @ø©9$# n?tã Í$pk¨]9$# âÈhqs3ãur u$yg¨Y9$# n?tã È@ø©9$# ( t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur ( @@à2 Ìøgs 9@y_L{ K|¡B 3 wr& uqèd âÍyèø9$# 㻤ÿtóø9$# ÇÎÈ
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang
benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..."
(Az Zumar:5)
Keterangan
yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup
satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan
ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Quran,
yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet
bumi yang bulat.
Namun
perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di
masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta
penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Quran
berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh
karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata
yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
2.4.6.
Atmosfer
Sebagai Pelindung
Dalam
Al Quran, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik
tentang langit:
$uZù=yèy_ur uä!$yJ¡¡9$# $Zÿø)y $Wßqàÿøt¤C ( öNèdur ô`tã $pkÉJ»t#uä tbqàÊÌ÷èãB ÇÌËÈ
Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak
menumbuk bumi. Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa
dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna,
telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat
pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi
karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
|
Atmosfer
yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan.
Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka
mendekati bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk
hidup.
Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat
hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika
atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga
menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari
atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan
aman
|
Fungsi
pelindung dari atmosfer tidak berhenti sampai di sini. Atmosfer juga melindungi
bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat
celcius di bawah nol.
Tidak
hanya atmosfer yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfer,
Sabuk Van Allen, suatu lapisan
yang
tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai
melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus-
menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan
bagi makhluk hidup. Jika
Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada
Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan akal manusia:
Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang
pernah dijatuhkan di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak
akibat pancaran energi ini.
|
Dr.
Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi
ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya
kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan
keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan
pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi
dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan
mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang
berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan
magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar
kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan
sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
(http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by
Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi
yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru
ini, terhitung setara dengan 100 miliar bom atom yang serupa dengan yang
dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut,
teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250
kilometer di atas atmosfer bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga
mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya,
sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi
bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para
ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah
diberitahukan dalam Al Quran tentang atmosfer bumi yang berfungsi sebagai
lapisan pelindung.
2.4.7. Langit yang
Mengembalikan
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#s Æìô_§9$# ÇÊÊÈ
"Demi langit yang mengandung hujan."
(At Tharik:11)
Kata
yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Quran
ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana
diketahui, atmosfer yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap
lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa
lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang
mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang,
marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari
lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan
Troposfer, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang
naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke
bumi sebagai hujan.
Lapisan
ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar
ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang
angkasa.
Ionosfer,
memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi
lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan
komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang
cukup jauh.
Lapisan
magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang
dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum
sampai ke Bumi.
Sifat
lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini
tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Quran. Ini sekali lagi
membuktikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
2.5.
Kesimpulan
Setelah memadukan
antara ayat-ayat di dalam Al Quran dengan teori, hukum, dan penemuan fakta
tentang tata surya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi dan relevansi
antara ayat dengan penemuan di bidang antariksa modern. Di antaranya adalah,
§ Q.S
Al An’am:11 dengan Teori Big Bang
§ Q.S
Al Anbiya:30 dengan Teori Big Bang
§ Q.S.
Az Zahriyat:47 dengan Penemuan Alam Semesta Mengembang
§ Q.S
Al Anbiya:31 dengan penemuan bahwa Bumi berbentuk bulat
§ Q.S
Al Anbiya:32 dengan penemuan fungsi Atmosfer
§ Q.S
At Taarik:11 dengan fakta lapisan Atmosfer yang bersifat mengembalikan.
Dengan
data di atas maka dapat kita ketahui bahwa fakta-fakta di dunia astronomi yang
ditemukan di akhir abad 21 telah diberi tahukan kepada umat manusia 14 abad
yang lalu di dalam Al Quran, maka melalui penemuan ilmiah ini semakin
menguatkan kebenaran bahwa Al Quran adalah firman Tuhan.
3.2.
Saran
Kepada pembaca yang
tertarik untuk mendalami pembahasan ini, penulis menyarankan kepada pembaca
agar
1. Mendalami
ilmu tafsir al Quran, karena ayat-ayat yang terkandung di dalam Al Quran tidak
hanya dipahami secara tekstual saja, tapi di dalamnya terdapat makna yang
tersirat. Maka hendaknya kita mendalami ilmu tafsir guna menggali lebih lanjut makna-makna
yang terdapat dalam ayat al Quran.
2. Melakukan
penelitian. Untuk mendukung kebenaran ayat-ayat di dalam al Quran maka
hendaknya kita melakukan penelitian agar hipotesa yang kita ambil dapat semakin
kuat dan dapat dibenarkan oleh orang-orang nonislam.
3. Membaca
literatur-literatur yang lain. Untuk menambah wawasan hendaknya pembaca membaca
buku-buku yang lain untuk menambah informasi.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
0 Comments
Jangan lupa tinggalkan komentar yaa :)
Emoji