RENTANG KISAH
Judul Buku : Rentang Kisah
Penulis : Gita Savitri Devi aka gitasav
Peberbit : GagasMedia
Cetakan ke-II tahun 2017
Halaman : viii + 208 (216 hlmn)
ISBN : 978 - 979 - 780 - 903 - 4
Pada kesempatan kali ini saya akan meresensi satu buku yang membikin penasaran untuk segera membacanya. Yaitu buku dengan judul Rentang Kisah tulisan dari Gita Savitri Devi. Sebelum masuk ke ini resensi izinkan saya sedikit bercerita gimana saya akhirnya bisa mendapatkan buku ini. Boleh yaa? 😝
Buku ini baru saja saya beli sore tadi, well literally yesterday. Selasa 17 Oktober 2017. Sepulang dari tempat nyari duit dan kebetulan lagi ada duit maka langsung minggat ke Gramedia Kota Tegal untuk nyari buku ini.
Bagi kamu yang belum pernah mengenal penulis sebelumnya barangkali tidak terlalu excited untuk membaca, oleh karenanya saya sarankan dengan kuat bagi yang sudah pernah dengar judul buku ini namun belum tahu siapa penulisnya maka lebih baik kenali dulu orangnya. Karena buku ini seluruhnya akan menceritakan perjalanan hidupnya.
Singkatnya Gita Savitri Devi adalah seorang Mahasiswi yang sedang berkuliah di Jerman. Tepatnya di Freie Universitat Berlin jurusan Teknik Kimia. Namanya mulai terkenal setelah ia banyak mengupload video lewat Channelnya di YouTube. Saya sendiri accidently tau dia ketika sedang cari-cari video kehidupan di Jerman kemudian ketemulah salah satu liputan NetTV yang menceritakan kehidupan muslim di Jerman, kebetulan dia menemani hostnya. Di kolom komentar banyak sekali fansnya yang memberitahu bahwa dia liat video itu karena ada Gita di dalamnya. Mulai saat itulah saya berlangganan kalannya karena saya personally excited about German.
Yang saya sukai dari penulis yang satu ini adalah karakternya yang jujur, apa adanya dan blak-blakan and the best part is: dia berpikir. Hal ini bisa dilihat dari beberapa playlist videonya yang secara khusus membahas tentang Opini. Dia juga seorang blogger sejak tahun 2009-an, saya pun sudah banyak membacanya, sehingga ketika dapat info bahwa dia lauching buku rasa penasaran itu semakin kuat.
Baiklah untuk bagian pertama saya akan membahas bentuk fisik dari buku ini. Actually I'm not taking really big expectation for what I will read in this book, soalnya dia sendiri menjelaskan kalau buku ini hanya sekedar curahan hati penulis, dan tujuannya menjadikan bukunya sebagai sahabat untuk pembacanya.
Impresi awal ketika menemukan buku ini, saya kira akan mendapatkan satu buku yang cukup tebal, karena bayangan saya akan membaca satu kisah perjalanan hidup seorang penulis dari masa SMA-nya hingga kehidupannya di German.
Namun dugaan saya keliru, karena buku ini tidak setebal yang saya harapkan, hehe.
Di Gramedia Tegal, buku ini dibandrol harga sekitar Rp65.000,-, well itu buku yang tergolong mahal untuk buku setebal ini ( atau mungkin kantong saya yang terlalu tipis 😂 ) namun bagi yang sudah mengenal penulisnya boleh jadi harga segitu akan worth it. Buku ini dikemas dengan soft-cover datar (tidak timbul) dengan kertas kuning. Dalam bukunya di sematkan ornamen desain yang menarik dan foto-foto suasana di German pada setiap akhir babnya cukup membantu untuk mencegah hilang fokus atau rasa lelah dalam membacanya.
Buku ini secara keseluruhan memang menceritakan tentang kehidupan penulis. Membawa pembaca untuk masuk kedalam ruangan personalia penulis. Dengan gaya penulisan sudut pandang orang pertama (Aku - Gue), pembaca seolah berada di samping penulis untuk mendengarkan kisah yang akan penulis sampaikan. Seperti menyimak sahabat yang sedang curhat.
Setidaknya buku ini menceritakan 4 fase kehidupan penulis. Fase pertama adalah pengalaman ketika remaja/SMA, fase kedua adalah pada masa-masa pertama hidup di Jerman, fase ketika selama menjalani kuliah di Jerman, dan fase terakhir adalah penulis hari ini dan kedepannya.
Pada fase pertama penulis menceritakan bagaimana dirinya di masa lalu yang cenderung keras kepala, mudah marah, dan tidak dapat mengontrol emosinya. Diceritakan bagaimana hubungannya dengan Ibunya, serta penulis yang tidak menjalani masa sekolahnya untuk belajar dengan baik.
Pada fase kedua pembaca akan mendapatkan kisah yang mulai pelik, yaitu ketika penulis merasa mengapa ia tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Seperti ketika ia kebingungan dalam mencari passion dan akhirnya berjuang keras untuk mencarinya, namun ketika ia temukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan orangtuanya, yang ternyata menginginkan penulis untuk melanjutkan studi di Jerman. Penulispun mempertanyakan kehidupan ini dengan kalimat Why I can't just get what I want?. Setelah berada di German ternyata tidak menjadikan semuanya terasa mudah. Penulis masih harus berjuang susah payah lancar berbahasa Jerman dan juga untuk bisa lolos di perguruan tinggi di sana, risikonya pun tidak main-main, jika gagal tidak hanya tidak mendapatkan perguruan tinggi, tapi juga didepak keluar dari Jerman untuk dipulangkan.
Nah, pada fase ketiga ini saya rasa cukup panjang dan banyak pengalaman yang ia ceritakan. Banyak kisah yang diceritakan yang berkaitan dengan prinsipil kehidupannya.
Seperti pada Bab "Dua Puluh" yang menceritakan tentang kisah asmaranya, kemudian disambung dengan Bab "Beda Agama" yang menceritakan tentang 'kawan hidupnya' yang berbeda agama. Bagi fans penulis yang menanyakan tentang bagaimana Penulis bertemu dengan kekasihnya sepertinya ini akan sangat membantu. Selanjutnya diceritakan pula bagaimana akhirnya kekasihnya menemukan Islam sekaligus menjadikan Gita kembali menanyakan keislaman dan hakikat hidupnya.
Pada fase keempat mengisahkan tentang perjalanan hidup penulis yang akhirnya kembali merekonstruksi segala prinsip hidupnya, agamanya dan pemikirannya. Bagaimana ia memandang tentang tujuan hidup, hakikat dunia, dan mengkoreksi sifat-sifat yang ia anggap buruk di masa lalu.
Bagaimana prinsip yang ia pegang sekarang dan pandangannya tentang masa depan.
Setelah itu di bagian paling akhir blog ini ditutup dengan tulisan-tulisan yang ada di blognya. Nah, pada bagian ini saya sarankan pembaca menaruh fokus yang banyak 😃
Kenapa demikian?. Karena sejak bab pertama hingga yang terakhir bahasa yang penulis gunakan easy-reading menggunakan sudut-pandang Aku dan tentunya sesuai dengan standar penerbit. Namun di bagian Tulisan-Tulisan Gita di Blog ini, karena memang diambil dari blog penulis, maka bahasa yang digunakan lebih bebas, dan juga lebih berat, dengan menggunakan sudut pandang-gue dan banyak terdapat kosakata english. Oleh karenanya saran saya ketika baca ini, pastikan pikiran kita tidak sedang lelah karena sudah membaca bab-bab yang sebelumnya, supaya esensi pesan yang disampaikan penulis bisa terserap maksimal. Daripada hanya sekedar membaca lewat saja, kan sayang.
KESIMPULAN
Apa yang Gita Savitri Devi tuliskan dalam buku ini saya nilai bagus, dan saya merekomendasikan sebagai buku daftar bacaan untuk menemani waktu santai dan istirahat. Sangat easy-reading, ringan dan santai, tidak melelahkan dan membosankan. Gita menulisnya dengan apik, layaknya sahabat yang sedang bercerita kepada pembaca. Sore hari setelah membuka cover saya sempat membaca satu bab, kemudian dilanjutkan pukul 22.00 WIB--selanjutnya tiba-tiba sudah selesai--pukul 01.00 WIB.
Meskipun pada dasarnya ini adalah tentang kisah perjalanan hidupnya, but that's not the point. Ada pesan dan nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca. Setiap di sajikan permasalahan di awal bab, maka pembaca akan ditunjukkan bagaimana penulis merenungkan permasalahan itu, dan di bagian akhir selalu diberikan satu kesimpulan yang mencerahkan.
Buku ini tidak bertujuan agar pembaca sepenuhnya ingin menjadi seperti dia, atau berprinsip sepertinya, karena penulis pun mengajarkan untuk tidak hidup dalam standar orang lain. termasuk kepada seorang Gita Savitri Devi.
Pembaca tidak harus ikutan kuliah di Jerman, buka Channel YouTube, atau lainnya. Namun ada yang lebih penting dari itu adalah, ada spirit yang harus ditiru dari sosoknya. Seperti bagaimana ia berhasil mengendalikan dirinya dibandingkan yang dulu, tidak hidup terjebak dalam ambisi, dan bekerja keras dalam mencapai sesuatu.
KRITIK
Overall, buku ini saya nilai bagus dan saya rekomendasikan.
Namun saya menilai buku ini terlalu singkat sebagai sebuah auto-biography kehidupan seorang manusia, harusnya kisah yang disampaikan bisa lebih detail dan penguatan pada bagian akhir setiap bab. Karena saya khawatir bila kisah yang sesungguhnya bagus dan mahal ini gagal tertangkap oleh sebagian pembaca, sehingga apa yang sudah terbaca akan menguap dan tidak menangkap pesan yang ingin disampaikan.
SARAN UNTUK CALON PEMBACA
- Utama yang ingin saya sarankan adalah agar calon pembaca mengenal dulu siapa penulisnya, paham bagaimana karakternya, cara berpikirnya, serta lingkungan-kultur-rutinitas di sekitarnya. Bila perlu baca-baca juga blognya, karena dari sana bisa didapatkan garis besar perjalanan hidup penulis, agar ketika membaca bukunya bisa sambil-sambil mengingat "Oh ya gue pernah tau ini di blognya!"
- Buku ini adalah autobiografi, maka sebelum memutuskan membeli pastikan calon pembaca sudah tahu apa saja yang biasanya disajikan dalam buku autobiografi sehingga tidak bertanya-tanya "kok isinya cerita hidup penulis doang?."
- Buku ini agak mahal (bagi saya 😜) siap-siap rogoh kocek agak dalam. Bisa disiasati dengan manas-manasin teman untuk beli kemudian dipinjam, atau nunggu ketika animonya sudah mulai surut biasanya harganya akan berkurang.
Jangan lupa tinggalkan komentar yaa :)
2 Comments
Salam dari 2019 :) , izin sebagai salah satu referensi tugas
ReplyDeleteKekurangan ceritanya apa?
ReplyDeleteJangan lupa tinggalkan komentar yaa :)
Emoji